TEORY PEMBENTUKAN TATA SURYA
Tata surya adalah
sekumpulan benda – benda yang ada di angkasa dimana terdiri dari sebuah bintang
besar yang disebut dengan matahari dan dikelilingi oleh semua objek yang
tertarik karena gaya grafitasinya.
Benda atau Objek langit
yang mengelilingi matahari tersebut adalah planet – planet yang berjumlah
delapan dengan masing – masing satelit yang mengorbitnya. Selain itu, ada juga
jutaan benda langit, seperti meteor, asteroid, komet dan lainnya. Namun,
pernahkah Anda berpikir bagaimana sistem tata surya tersebut terbentuk ?
Menurut beberapa para ahli,
ada banyak macam – macam teori yang menyebabkan tata surya ini dapat terbentuk
? Apa sajakah macam – macam teori tersebut ? Berikut ini adalah pembahasan
lengkapnya.
1.
Teori Nebula
Teori ini muncul sekitar
tahun 1749-1827 dan diprakasi oleh Immanuel Kant, dan Piere Simon de Laplace.
Menurut teori ini, tata surya berawal dari sebuah kabut yang berpijar dan
berpilin di luar angkasa. Kabut tersebut berputar sehingga membentuk bola dan
semakin kecil bola tersebut, putarannya semakin cepat. Akibatnya, bentuk bola
itu semakin memepat pada kutubnya dan semakin melebar pada bagian equatornya.
Bahkan, ada sebagian massa kabut gas menjauh dari intinya dan membentuk cincin
di sekeliling inti kabut tersebut.
Nah, kabut – kabut yang
menjauh inilah yang kemudian membeku dan menjadi planet – planet. Sedangkan,
bagian inti yang masih berpijar menjadi inti dari pusat tata surya, yaitu
matahari.
2.
Teori Planetesimal
Teori ini diprakasi oleh
Thomas C. Chamberlin pada tahun 1843-1928 dan Seorang Astronom yang bernama
Forest R. Moulton pada tahun 1872-1952. Mereka menjelaskan bahwa tata surya
terbentuk akibat bintang lain yang memiliki massa yang sama besar mendekati
matahari. Kedekatan tersebut mengakibatkan bagian permukaan matahari membentuk
tonjolan – tonjolan akibat dari gaya tarik yang disebabkan oleh bintang
tersebut.
Efek gravitasi bintang
mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari matahari.
Ketika bintang tersebut menjauh, sebagian besar materi tertarik kembali ke
dalam permukaan matahari, dan sebagian yang lain menetap di orbit, mendingin
dan menjadi padat, sehingga terbentuklah benda-benda langit, diantaranya
planetisimal, benda langit yang berukuran kecil, dan protoplanet, benda langit
yang berukuran besar. Semakin lama benda – benda tersebut membentuk planet dan
bulan, sedangkan benda langit yang kecil membentuk komet dan asteroid.
3.
Teori Pasang Surut
Teori yang dicetuskan oleh
dua orang yang berasal dari Inggris yaitu Sir James Jeans pada tahun 1877-1946
dan Harold Jeffreys pada tahun 1891, menjelaskan bahwa planet – planet yang ada
di Tata Surya ini terbentuk karena bintang besar lain yang mendekat ke arah
matahari.
Planet dan benda angkasa
yang ada di udara terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada matahari.
Keadaan ini menyebabkan terjadinya gaya tarik pada kedua benda tersebut.
Akibatnya, sejumlah besar materi dari bintang dan tertarik keluar karena gaya
pasang surut.
Setelah bintang besar yang
mendekati matahari mulai menjauh, gaya tarik bintang tersebut menjadi melemah
sehingga terjadi proses pasang surut pada matahari. Sebagian massa matahari
yang tertinggal di angkasa membentuk cerutu terputus-putus dan membentuk
gumpalan gas di sekitar matahari dengan ukuran yang beraneka ragam. Setelah
sekian lama, gumpalan itu menjadi beku sehingga membentuk planet – planet dan
benda langit lainnya.
Teori ini juga menjelaskan
mengapa planet-planet seperti Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus merupakan
planet yang besar, sedangkan planet – planet berikutnya kecil. Hal ini
dikarenakan kesembilan planet tersebut terbentuk karena pecahan gas dari
matahari yang membentuk cerutu.
Namun toeri ini sempat
mendapatkan sanggahan dari seorang astronom yang bernama Harold Jeffreys pada
tahun 1929. Dia berpendapat bahwa bintang besar dan matahari yang saling
berdekatan itu tidak mungkin terjadi.
4.
Teori awan debu
Teori ini dicetuskan pada
tahun 1940 oleh Carl Von Weizsaeker dan disempurnakan oleh Gerard P Kuiper pada
tahun 1950. Teori ini menjelaskan bahwa tata surya berasal dari gumpalan debu
dan gas di luar angkasa. Gumpalan – gumpalan tersebut memapat, sehingga
partikel – partikel tersebut tertarik menuju pusat dan membentuk gumpalan bola.
Kemudian, bola tersebut mulai berpilin dan membentuk cakram yang tebal pada
bagian tengah dan tipis pada bagian tepinya.
Partikel di bagian tengah
tersebut saling menekan sehingga menimbulkan panas dan berpijar. Bagian inilah
yang menjadi matahari. Sementara itu, partikel luar yang berputar sangat cepat
terpecah menjadi bentuk – bentuk kecill, berplin, dan membeku. Bagian inilah
yang kemudian menjadi planet – planet dan benda angkasa lainnya.
Komentar